Kamis, 23 Februari 2017

Lidah dan Perasaan

TB: Heydims


Jika omongan hanya sekadar omongan, kenapa ada orang yang merasa tersanjung ketika dipuji? Bukankah pujian hanya sekadar omongan? Hanya sekadar kata-kata yang keluar dari mulut manusia? Dan kalau omongan hanya sekadar omongan, kenapa ada orang yang merasa sakit hati, bahkan sampai menangis ketika dihina dan dimaki? Bukankah omongan hanyalah sekadar kata-kata yang diucapkan oleh mulut? Kenapa? Karena kita berbicara kepada manusia yang memiliki pendengaran, manusia yang mempunyai akal dan pikiran, dan manusia yang memiliki hati serta perasaan. Bukan seperti batu yang jika kita caci dan kita maki tidak akan merasakan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar